Ibukota Indonesia – Infeksi jamur merupakan penyakit yang mana menyerang dermis dengan mengakibatkan gatal yang tersebut kerap mengganggu aktivitas sehari-hari juga dapat berefek sosial.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Tanah Air (IDI) dr. Ulul Albab, Sp.OG pada talkshow "Jangan Tunda Produktivitas, Atasi dengan Tuntas" menjelaskan beberapa pemicu munculnya infeksi jamur di dalam kulit, salah satunya aktivitas yang dimaksud diwujudkan rakyat di dalam luar ruangan.
"Keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan serta kurang mempertahankan kebersihan dermis menciptakan lingkungan yang dimaksud ideal bagi jamur untuk berkembang," ujar dr. Ulul Albab Sp.OG, ketika ditemui dalam Jakarta, Selasa.
Menurut Dokter Ulul, kontak secara langsung dengan permukaan yang mana terkontaminasi, seperti berbagi handuk, sepatu, atau pakaian, juga meningkatkan risiko infeksi jamur pada kulit.
"Kita sehari-hari gitu kemungkinan besar pakai sepatu, kalau kita kerja lebih banyak dari 5-6 jam, apakah yakin kalau sepatu kita bersih. Dan itu juga kadang-kadang kita engga tau, awalnya nongol kecil kemudian kita engga anggap itu bahaya, cuma cuci. Apalagi jamur suka nyempil di tempat-tempat yang digunakan sempit, seperti ke sela-sela jari serta itu kerap berjalan ke sana, oleh sebab itu ke situ tempatnya yang lembap sehingga memudahkan ia muncul," ujar dia.
Penyebab lain di dalam antaranya kelembapan lalu panas yang tersebut tinggi di dalam negara tropis seperti Indonesi juga area yang digunakan mengalami banjir pada musim penghujan juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang infeksi jamur kulit.
Dokter Ulul mengutarakan infeksi jamur pada dermis dapat menular serta memengaruhi siapa saja, bahkan sanggup berdampak pada efek sosial, seperti malu.
"Sakit jamur itu biasanya lama kalau bukan disembuhkan lalu mohon maaf beliau bisa saja menyebar kemudian dapat menambah ke tempat yang tersebut lainnya, dari dermis satu ke dermis yang tersebut lainnya, juga beliau mampu loncat ke pemukim lain sebab kontak secara langsung itu. Makanya tidak belaka malu, tapi juga mungkin saja menyebalkan buat yang mana lainnya, kalau seandainya ada temannya yang tersebut sakit jamur," ucap dia.
Menyadari banyaknya yang tersebut mengalami infeksi jamur dermis ke Negara Indonesia kemudian mengupayakan edukasi ke masyarakat, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak bisnis Kalbe Consumer Health dan juga brand Kalpanax meluncurkan acara SIGAP (Deteksi Gejala, Atasi dengan Kalpanax).
"Program ini adalah bentuk komitmen Kalbe untuk meningkatkan kualitas hidup rakyat Indonesia, khususnya mereka yang berpartisipasi beraktivitas dalam luar ruang. Kalpanax teruji efektif di membasmi jamur lapisan kulit hingga ke akar," ujar Head of Digestive and Skin Category Kalbe Consumer Health, Revi Octaria.
Pada inisiatif ini, Kalpanax bekerja sejenis dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang mana didukung oleh Kementerian Bidang Kesehatan RI.
Program SIGAP, juga menghadirkan perubahan baru dengan pemanfaatan Artificial Intelligence (Artificial Intelligence), yaitu Kalpanax Skin Health Check. Teknologi ini bertujuan untuk mempermudah deteksi dini penyakit lapisan kulit yang digunakan dicurigai disebabkan oleh jamur, sehingga perawatan dapat dilaksanakan tepat waktu.
Selain itu, Kalpanax menyediakan layanan konsultasi juga pemeriksaan keseimbangan lapisan kulit gratis dan juga aktivitas edukatif, untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan epidermis melalui mobil SIGAP yang digunakan akan berkeliling ke 20 kota utama dalam Indonesi sejak bulan Februari hingga Mei 2025.
Artikel ini disadur dari Kenali penyebab munculnya infeksi jamur di kulit